Jumat, 20 Maret 2009

MENJAGA SILATURAHIM


Silaturrahmi terdiri atas dua suku kata, yakni Silah dan ar-Rahmi. Silah artinya hubungan atau menghubungkan sedangkan ar-Rahm berasal dari Rahima-Yarhamu-Rahmun/ Rahmatan yang berarti lembut dan kasih sayang. Dengan demikian silaturahmi atau silaturahim secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab).


Seseorang tidak dapat dikatakan menjalin hubungan silaturahmi bila ia berkasih sayang dengan orang lain sementara saudara dan kerabatnya dia jadikan musuh. Islam dalam hal ini mengajarkan kepada kita tentang skala prioritas, yaitu dahulukanlah keluarga dan kaum kerabatmu baru kemudian orang lain. Hubungan baik dengan orang lain jangan sampai merusak hubungan kekeluargaan. Hubungan kasih sayang dengan istri jangan sampai merusak hubungan kita dengan orang tua dan saudara.

Di dalam Alquran secara spesifik Allah memerintahkan umat Islam untuk menjalin silaturahmi/ silaturahim; “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (An-Nisa:1).

Menyambung hubungan kekerabatan adalah wajib dan memutuskannya merupakan dosa besar. Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan persaudaraan” (Muttafaq 'Alaih).

Karena itu, Apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan. Maka ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat, permusuhan terjadi dimana-mana, sifat egoisme muncul kepermukaan. Sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup tanpa petunjuk, seorang tetangga tidak mengetahui hak tetangganya, seorang fakir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian karena tidak ada yang peduli.

Dan jangan sampai kita memutuskan tali silaturahmi hanya karena pekerjaan dan jabatan. Silaturrahmi lebih tinggi nilainya dari itu semua. Allah berfirman : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturahim) ? (QS. Muhammad: 22).

Namun, silaturahmi tidak hanya bagi saudara sedarah (senasab) tapi juga saudara seiman. Allah swt memerintahkan agar kita menyambung hubungan baik dengan orang tua, saudara, kaum kerabat, dan orang-orang mukmin yang lain, terutama gerakan-gerakan Islam.

Karena itu, mudah-mudahan dengan silaturahmi kita bisa saling memahami karakter perjuangan masing-masing, tampa harus menebar energi negatif di tenaga masyarakat, sehingga hubungan semakin erat dalam meresepon berbagai persoalan umat. Wallah a’lam bi shawab.

Sumber:
Abd Haris Amrin
http://www.pdmbontang.com/cetak.php?id=217
26 Oktober 2006. Diunduh : 20 Maret 2009

Sumber Gambar :
http://exposedplanet.com/index.php?showimage=41

1 komentar: